Pelanggan PDAM di Mendalo Darat, Kabupaten Muaro Jambi, termasuk warga di beberapa perumahan di Desa Mendalo Darat, Kecamatan Jambi Luar Kota (Jaluko), menghadapi krisis air bersih pada hari pertama Puasa Ramadhan 1445 H. Air tidak mengalir, menyebabkan warga kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Kejadian ini bukan pertama kalinya terjadi, khususnya di wilayah Jaluko. Sebelumnya, pada awal Maret 2024, warga sudah mengalami krisis air selama hampir empat hari tiga malam. Masalah tersebut semakin berat di bulan suci Ramadhan, ketika kebutuhan air bersih meningkat.

“Sudah sering kami menghadapi masalah ini. Padahal, kami selalu membayar tagihan PDAM, tapi malah harus membeli air bersih dari luar untuk keperluan sehari-hari,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Menurut informasi yang diterima, kapasitas pelayanan PDAM di wilayah Mendalo, termasuk Desa Pematang Gajah hingga batas Kota Jambi, tidak lagi mampu menampung jumlah pelanggan yang terus bertambah. Saat ini, jumlah pelanggan mencapai lebih dari 13.000, melebihi batas ideal yang seharusnya di bawah 10.000.

“Masalah ini harus segera dicarikan solusinya, baik oleh legislatif maupun eksekutif Kabupaten Muaro Jambi. Air bersih adalah kebutuhan mendasar, dan ini menyangkut hajat hidup banyak orang,” tambahnya.

Pj Bupati Muaro Jambi, Bachyuni Deliasyah, mengakui masalah ini dan menegaskan bahwa pemerintah akan segera mencari solusi. “Kita sudah melakukan berbagai upaya. Siap tidak siap, kita harus selesaikan ini karena air bersih merupakan kebutuhan pokok selain pendidikan dan kesehatan,” ujar Bachyuni saat sahur bersama warga di RT 12 Desa Pematang Gajah.

Sementara itu, warga berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk mengatasi krisis air ini, seperti penambahan instalasi pengelolaan air yang memadai untuk memenuhi kebutuhan warga yang semakin bertambah.